MODUL 2 TRANSISTOR
MODUL 1
Transistor
merupakan salah satu komponen elektronik yang sangat penting dalam dunia
teknologi modern. Sejak ditemukan pada tahun 1947 oleh John Bardeen, William
Shockley, dan Walter Brattain di Bell Laboratories, transistor telah merevolusi
perkembangan perangkat elektronik. Perannya menggantikan tabung vakum membuat
transistor lebih efisien, lebih kecil, lebih awet, serta mampu bekerja dengan
konsumsi daya yang rendah.
Secara umum, transistor
berfungsi sebagai penguat (amplifier), saklar (switch), maupun regulator dalam
berbagai rangkaian elektronik. Hampir semua perangkat elektronik, mulai dari
radio, televisi, komputer, hingga telepon genggam, memanfaatkan transistor
sebagai komponen utama dalam sistemnya. Hal ini menjadikan transistor sebagai
"jantung" dari perkembangan teknologi semikonduktor.
Transistor bekerja
dengan prinsip pengendalian arus atau tegangan pada salah satu terminalnya
untuk mempengaruhi aliran arus pada terminal lainnya. Berdasarkan struktur dan
jenis bahan semikonduktor yang digunakan, transistor dapat dibagi menjadi dua
tipe utama, yaitu transistor NPN dan PNP. Masing-masing tipe memiliki
karakteristik dan cara kerja yang berbeda, namun pada dasarnya keduanya
memiliki fungsi yang sama, yaitu mengatur aliran arus listrik.
Dengan memahami
prinsip dasar transistor, perbedaan tipe, serta cara penggunaannya dalam
berbagai konfigurasi rangkaian, kita dapat mengetahui bagaimana komponen ini
digunakan dalam aplikasi praktis, baik dalam bidang elektronika daya, sistem
komunikasi, maupun perangkat digital. Oleh karena itu, pembahasan mengenai
transistor menjadi salah satu bagian penting dalam mempelajari ilmu
elektronika.
1. Mengetahui prinsip kerja transistor.
2. Mengetahui prinsip
kerja dan karakteristik dari rangkaian Fixed Bias.
3. Mengetahui prinsip
kerja dan karakteristik dari rangkaian Emitter Stabillized Bias
4. Mengetahui prinsip
kerja dan karakteristik dari rangkaian Self Bias.
5. Mengetahui prinsip
kerja dan karakteristik dari rangkaian Voltage Divider Bias.
6. Mengetahui prinsip
kerja Regulator Power Supply.
A. Alat
1. DC Power Supply
DC power supply, atau catu daya searah, adalah
perangkat yang menyediakan tegangan listrik searah yang stabil dan dapat diatur
untuk berbagai aplikasi elektronik. Kegunaannya meliputi penyediaan daya yang
konsisten untuk pengujian dan pengembangan perangkat elektronik, seperti
rangkaian sirkuit dan komponen. DC power supply juga digunakan dalam peralatan
laboratorium untuk eksperimen dan analisis, serta dalam sistem elektronik yang
membutuhkan tegangan tetap untuk beroperasi dengan benar. Dengan kemampuannya
untuk mengatur dan mengontrol tegangan dan arus, DC power supply memastikan
kinerja optimal dan keamanan dalam aplikasi elektronik, mendukung pengembangan
dan pengujian berbagai teknologi.
2. Multimeter
Multimeter adalah alat yang sangat berguna
dalam pengukuran dan diagnostik elektronik, karena mampu mengukur berbagai
parameter listrik seperti tegangan, arus, dan resistansi. Dengan kemampuan ini,
multimeter memungkinkan teknisi dan insinyur untuk memeriksa dan menganalisis
kondisi sirkuit elektronik, menemukan masalah atau kerusakan, dan memastikan
komponen berfungsi dengan benar. Selain itu, multimeter sering digunakan dalam
pemeliharaan dan perbaikan peralatan elektronik, memberikan data penting untuk
perbaikan atau kalibrasi sistem. Fungsionalitas yang luas dan kemudahan
penggunaan menjadikan multimeter sebagai alat penting dalam pengembangan,
perawatan, dan troubleshooting perangkat elektronik.
3. Jumper
Di bidang elektronika,
jumper digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan jalur pada papan sirkuit,
memungkinkan konfigurasi dan penyesuaian pengaturan perangkat. Jumper sering
dipakai untuk mengatur mode operasi, mengaktifkan atau menonaktifkan fitur,
serta dalam proses troubleshooting dan pemeliharaan. Dengan kemudahan dalam
pemasangan dan penggantian, jumper mempermudah perubahan konfigurasi tanpa
perlu soldering, sehingga meningkatkan fleksibilitas dan efisiensi dalam
pengembangan dan perawatan perangkat elektronik.
B. Bahan
1. Transistor
Transistor memiliki berbagai
kegunaan penting dalam elektronik, termasuk sebagai penguat sinyal, yang
memperkuat sinyal lemah agar dapat ditransmisikan dengan lebih baik, dan
sebagai saklar elektronik, yang mengontrol aliran arus dalam sirkuit dengan
mengubah status on/off. Selain itu, transistor juga digunakan dalam modulasi
sinyal dan pengaturan daya, mendukung fungsi krusial dalam perangkat
komunikasi, komputer, dan berbagai aplikasi elektronik lainnya. Kemampuan
kontrol dan fleksibilitas transistor menjadikannya komponen esensial dalam
teknologi modern.
2. Resistor 1K, 10K, 560 ohm
Resistor berfungsi untuk
membatasi aliran arus listrik dalam rangkaian elektronik, melindungi komponen
sensitif, dan mengatur tegangan. Dengan membagi tegangan dan arus, resistor
membantu dalam pengaturan sinyal, filter, dan aplikasi lainnya. Fungsi ini
memastikan kestabilan dan keandalan operasi sirkuit elektronik, mendukung
berbagai perangkat dan sistem dalam kehidupan sehari-hari.
Transistor
adalah komponen berbahan semikonduktor yang digunakan sebagai penguat, sirkuit
pemutus, penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi
sinyal. Pada umumnya transistor memiliki 3 terminal yaitu basis (B), emitter
(E), dan collector (C). Berdasarkan susunan semikonduktor yang membentuknya,
transistor dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
1. Transistor NPN Transistor ini disusun oleh
bahan semikonduktor tiga lapis yang terdiri dari dua bahan tipe N dan satu
bahan tipe P.
2. Transistor PNP Transistor ini disusun oleh
bahan semikonduktor tiga lapis yang terdiri dari dua bahan tipe P dan satu
bahan tipe N.
A. Daerah Operasi Transistor
Berdasarkan kurva hubungan VCE, IC, dan IB
diatas, terdapat beberapa region yang menunjukkan daerah kerja transistor,
yaitu:
1. Daerah Potong (Cutoff)
Pada kondisi cutoff, arus
Basis (IB) = 0 dan arus Kolektor (IC) = 0, hal ini dikarenakan pada emitter dan
kolektor menerima reverse bias.
2. Daerah Saturasi
Pada kondisi saturasi, arus
Kolektor (IC) akan mencapai harga maksimum, tanpa bergantung kepada arus Basis
(IB), dan βdc, hal ini dikarenakan pada emitter dan kolektor menerima forward
bias.
3. Daerah Aktif
Pada kondisi aktif, terjadi
sifat-sifat yang diinginkan, dimana:
Hal ini dikarenakan pada emitter menerima
forward bias sedangkan pada kolektor menerima reverse bias.
4. Daerah Breakdown
Kondisi breakdown ini
dapat terjadi ketika arus Kolektor (IC) melebihi spesifikasi yang
diperbolehkan, kondisi breakdown ini dapat mengakibatkan kerusakan pada
transistor, maka daerah ini harus dihindari
B. Pemberian Bias pada BJT
Istilah bias dimaksudkan
penerapan tegangan DC untuk menetapkan tingkat arus dan tegangan tetap.
Tegangan dan arus yang dihasilkan menyatakan titik operasi (quiescent
point) atau titik Q yang menentukan daerah kerja transistor. Terdapat
beberapa jenis pemberian bias pada BJT, sebagai berikut:
C. Aplikasi Transistor
1. 1. Class A
Amplifier
Amplifier kelas A adalah jenis amplifier
di mana transistor (atau perangkat penguat lainnya) selalu beroperasi dalam
mode aktif (linear) sepanjang siklus sinyal input. Amplifier kelas A memiliki
satu transistor, amplifier ini digunakan dalam aplikasi yang membutuhkan
linieritas tinggi dan memiliki daya yang cukup.
Prinsip kerja:
- Transistor dalam Mode Aktif: Dalam amplifier
kelas A, transistor tidak pernah sepenuhnya mati (cut-off) atau jenuh
(saturation). Ini berarti transistor selalu berada dalam kondisi aktif,
memungkinkan arus untuk mengalir terus menerus.
- Arus Bias Tinggi: Amplifier kelas A di-bias
dengan arus yang cukup tinggi sehingga sinyal input dapat digeser di
sekitar titik operasi yang linear. Ini menghasilkan distorsi yang sangat
rendah dan reproduksi sinyal yang sangat akurat.
2. Regulator Power Supply
Power supply dengan regulator adalah
sistem yang menyediakan tegangan keluaran stabil meskipun ada variasi dalam
tegangan masukan atau beban yang dihubungkan. Regulator bertugas menjaga
tegangan output konstan dan melindungi perangkat elektronik yang terhubung dari
kerusakan akibat fluktuasi tegangan.
Terdapat 2 jenis regulator daya :
- Regulator Linear Regulator linear menggunakan
komponen aktif seperti transistor atau op-amp untuk membatasi tegangan
output. Regulator linear unggul dalam beberapa hal seperti desain yang
sederhana, dan noise rendah, akan tetapi memiliki efisiensi yang rendah
karena membuang kelebihan daya sebagai panas.
- Regulator Switching Regulator switching
mengubah tegangan input ke bentuk sinyal AC dengan frekuensi tinggi
menggunakan switching transistor, kemudian menurunkannya menggunakan
transformator, dan akhirnya menstabilkan tegangan output dengan komponen
filter. Keunggulan dari regulator switching antara lain efisiensi yang
tinggi dan dapat menghasilkan berbagai tegangan output. Kekurangan dari
regulator switching adalah memiliki desain yang lebih kompleks, serta bisa
menghasilkan noise yang lebih tinggi.
Komentar
Posting Komentar