LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
1. Fixed Bias
|
|
Parameter |
Nilai
Pengukuran |
|
|
|
VRB |
1,444V |
|
|
|
VRC |
11,83V |
|
|
|
VB |
0,72V |
|
|
|
VC |
0,56V |
|
|
|
VBE |
0,7V |
|
|
|
VCE |
0,51V |
|
|
|
IB |
1,14 mA |
|
|
|
IC |
166,4 mA |
|
|
Gelombang Input |
Gelombang Output |
|
|
2. Emiter Stabilized Bias
|
Parameter |
Nilai
Pengukuran |
|
VRB |
10,32 V |
|
VRC |
10,94 V |
|
VRE |
1,417 V |
|
VB |
2,089 V |
|
VC |
1,447 V |
|
VE |
1,419 V |
|
VBE |
0,650 V |
|
VCE |
10,99V |
|
IB |
0,99 mA |
|
IC |
19,68 mA |
3. Self Bias
|
Parameter |
Nilai
Pengukuran |
|
VRB |
10,32 V |
|
VRC |
10,94 V |
|
VRE |
1,417 V |
|
VB |
2,089 V |
|
VC |
1,447 V |
|
VE |
1,419 V |
|
VBE |
0,650 V |
|
VCE |
10,99V |
|
IB |
0,99 mA |
|
IC |
19,68 mA |
4. voltage Divider Bias
|
Parameter |
Nilai
Pengukuran |
|
VR1&VR2 |
0,826 V |
|
VRC |
10,82 V |
|
VRE |
1,467 V |
|
VB |
2,141 V |
|
VC |
1,492 V |
|
VE |
1,476 V |
|
VBE |
0,666 V |
|
VCE |
0,159 V |
|
IB |
2,23 mA |
|
IC |
19,71 mA |
5. Power IC dengan
Regulator
|
IC |
Vin |
Kapasitor |
Resistor |
Vout |
|
|
Ca |
Cb |
||||
|
7805 |
7 V |
0,1 uF |
1uF |
33 ohm |
6,24 V |
|
7809 |
11 V |
0,1 uF |
1uF |
33 ohm |
11,2 V |
|
7812 |
12 V |
0,1 uF |
1uF |
33 ohm |
12,07 V |
1. Fixed Bias
Pada rangkaian fixed bias sebuah
resistor basis (RB) dihubungkan langsung dari sumber catu daya VCC ke basis
transistor sehingga basis menerima tegangan tetap dari VCC. Arus basis
kira-kira dapat diperkirakan dengan rumus IB ≈ (VCC − VBE)/RB, di mana VBE
sekitar 0,7 V untuk transistor silikon; arus kolektor kemudian kira-kira IC ≈
β·IB. Karena nilai IB ditentukan oleh RB dan VCC saja, perubahan parameter
transistor seperti β atau perubahan suhu menyebabkan perubahan besar pada IC
dan perpindahan Q-point; oleh karena itu rangkaian ini kurang stabil. Keunggulan
rangkaian ini adalah kesederhanaan dan sedikit komponen, sedangkan kelemahannya
adalah sensitivitas tinggi terhadap variasi transistor dan suhu sehingga jarang
dipakai bila diperlukan kestabilan.
2. Emitter Stabilized Bias (Bias dengan
Resistor Emitter)
Rangkaian emitter stabilized
memasang resistor pada emitter (RE) sehingga emitter tidak langsung ke ground
tetapi melalui RE. Ketika arus kolektor cenderung naik, arus emitter ikut naik
sehingga tegangan emitter VE = IE·RE meningkat dan akibatnya VBE efektif (VB −
VE) berkurang; pengurangan VBE ini menurunkan arus basis IB dan menahan
kenaikan IC—itulah mekanisme umpan balik negatif. Secara praktis arus dan
tegangan kerja dapat didekati dengan IE ≈ (VB − VBE)/RE sehingga RE
menstabilkan IE dan IC terhadap perubahan β dan suhu. Efek sampingnya adalah
sebagian tegangan sinyal hilang di RE (pengurangan gain) sehingga sering
dipasang juga kapasitor bypass pada RE untuk mengembalikan gain pada frekuensi
sinyal.
3. Self Bias (Collector-Feedback Bias atau Bias
Otomatis)
Pada konfigurasi self bias
terdapat resistor yang menghubungkan kolektor ke basis sehingga tegangan base
bias bergantung pada tegangan kolektor. Bila IC meningkat maka tegangan pada
kolektor VC turun (karena drop di RC menjadi lebih besar); penurunan VC itu
menurunkan tegangan yang diberi ke basis sehingga IB menurun dan IC kembali
turun — ini menghasilkan stabilisasi otomatis melalui feedback dari kolektor. Mekanisme
ini lebih stabil daripada fixed bias karena adanya feedback negatif, namun
masih kurang stabil dibandingkan voltage divider bias karena basis masih
dipengaruhi langsung oleh kondisi kolektor dan β transistor tetap memberi
kontribusi pada variasi. Desain self bias relatif sederhana dan berguna bila
ingin menambahkan stabilitas tanpa rangkaian pembagi tegangan yang lengkap.
4. Voltage Divider Bias (Bias Pembagi Tegangan)
Metode ini membentuk pembagi
tegangan dari dua resistor (R1 dan R2) antara VCC dan ground sehingga titik
antara R1 dan R2 memberi tegangan basis VB yang hampir tetap menurut VB =
VCC·R2/(R1+R2). Nilai VB menetapkan arus emitter dan kolektor melalui hubungan
IE ≈ (VB − VBE)/RE sehingga IC ≈ IE (dengan IB kecil dibanding IE), sehingga
titik kerja menjadi relatif independen dari β transistor. Kemudian untuk
memastikan VB tidak banyak berubah akibat arus basis, arus lewat jaringan
pembagi biasanya dibuat beberapa kali lebih besar daripada IB (praktik umum:
5–10 kali IB), sehingga basis tidak “menarik” tegangan pembagi. Bila IC berubah
karena suhu atau variasi β, perubahan VE melalui RE mengurangi atau
meningkatkan VBE sehingga ada umpan balik negatif yang menahan pergeseran
Q-point; kombinasi pembagi tegangan dan resistor emitter menjadikan metode ini
paling stabil dan paling sering dipakai pada rangkaian amplifier.
5. Power IC dengan Regulator
Tujuan utama power IC
regulator adalah menjaga tegangan keluaran tetap konstan walaupun tegangan
input atau arus beban berubah. Kedua, pada regulator linear prinsip kerjanya
adalah memakai referensi tegangan internal dan sebuah amplifier kesalahan yang
membandingkan tegangan keluaran dengan referensi; keluaran amplifier
mengendalikan transistor pass seri sehingga tegangan keluar disetel dengan
terus-menerus mengubah drop pada transistor tersebut. Ketiga, kelemahan
regulator linear adalah efisiensi rendah karena selisih tegangan Vin−Vout
diubah menjadi panas pada transistor pass, sehingga daya hilang sebanding
dengan (Vin − Vout)·Iout. Keempat, pada switching regulator prinsipnya berbeda:
transistor switching menyalakan dan mematikan dengan frekuensi tinggi dan duty
cycle dikontrol oleh loop umpan balik; komponen seperti induktor dan kapasitor
menyaring bentuk pulsa menjadi tegangan DC yang diinginkan sehingga efisiensi
jauh lebih tinggi dan disipasi daya menjadi kecil. Kelima, regulator terpadu
biasanya berisi rangkaian referensi tegangan, penguat kesalahan, elemen pass
atau switch, dan jaringan umpan balik sehingga pengguna hanya perlu sedikit
komponen eksternal; contoh IC yang umum dipakai adalah seri 78xx (regulator
linear tetap) dan LM317 (linear yang bisa disetel), sedangkan pada switching
ada IC controller buck, boost, atau buck-boost.
- Analisa prinsip kerja dari rangkaian self
bias berdasarkan nilai parameter yang didapatkan ketika percobaan.
Jawab:
Rangkaian
self-bias bekerja dengan umpan balik negatif dari resistor emiter untuk
menstabilkan titik kerja transistor. Data percobaan menunjukkan VBE ≈ 0,65 V
dan VCE ≈ 10,99 V sehingga transistor berada dalam daerah aktif (bukan
saturasi), dan stabilitas arus tercapai lewat kenaikan tegangan emiter (VRE)
yang menurunkan VBE efektif jika IC meningkat.
- Analisa prinsip kerja dari rangkaian voltage
divider bias berdasarkan nilai parameter yang didapatkan ketika
percobaan.
Jawab:
Rangkaian
voltage-divider bias membagi tegangan pada R1–R2 sehingga basis mendapat
tegangan referensi yang relatif stabil terhadap variasi β. Namun data percobaan
menunjukkan VCE ≈ 0,159 V dengan IB besar, sehingga transistor cenderung
memasuki saturasi pada kondisi tersebut; prinsip pembagi tetap untuk
stabilisasi, tetapi pemilihan rasio dan arus basis perlu disesuaikan agar tidak
memaksa saturasi.
- Analisa pengaruh variasi kapasitor dan
resistor terhadap output pada rangkaian Power Supply dengan IC
Regulator.
Jawab:
Kapasitor
pada input/output berfungsi menstabilkan dan meredam noise serta mencegah
osilasi IC regulator, sedangkan resistor berperan sebagai beban sehingga
regulator bekerja normal. Berdasarkan data, nilai C dan R memengaruhi ripple
dan stabilitas transient, tetapi tegangan nominal output ditentukan oleh jenis
regulator — catatan percobaan menunjukkan beberapa output (mis. 7805/7809)
tidak sesuai ekspektasi sehingga kemungkinan ada wiring, pemasangan kapasitor,
atau IC yang perlu diperiksa.
File Video Fixed Bias [Download]
File Video Emitter Stabilized Bias [Download]
File Video Voltage Divider Bias [Download]
File Video Regulator Power Supply [Download]
File Video Kondisi [Download]
File Laporan Akhir [Download]
Komentar
Posting Komentar