Modul 1
MODUL 1
Potensiometer adalah sensor yang berfungsi sebagai resistor 3 kaki terminal, dengan sambungan geser yang membentuk pembagi tegangan. Di terminalnya ada sebuah shaft atau tuas, yang berfungsi sebagai pengatur. Potensiometer sebagai resistor variabel 3 terminal, yang resistansi divariasikan secara manual, untuk mengontrol aliran arus listrik. Struktur potensiometer terdiri dari komponen penyapu (wiper), elemen resistif, dan terminal. Apabila hanya ada 2 terminal digunakan, maka ia akan bertindak sebagai variabel penghambat atau rheostat. Potensiometer tergolong sebagai variabel resistor. Dalam hal ini, potensiometer berfungsi sebagai pembagi tegangan yang bisa disesuaikan. Dengan demikian, nilai resistansi pada potensiometer bisa diatur sesuai dengan kebutuhan.
Tahanan geser
adalah kemampuan suatu material atau sambungan untuk menahan gaya geser yang
bekerja sejajar dengan bidangnya, yang sangat penting dalam rekayasa struktur
dan mekanika bahan. Faktor yang mempengaruhinya meliputi jenis material, luas
penampang geser, jenis sambungan, dan distribusi beban, di mana semakin besar
luas bidang geser dan semakin kuat materialnya, maka semakin tinggi tahanan
gesernya. Penerapannya dapat ditemukan dalam berbagai bidang, seperti struktur
bangunan pada balok baja atau kayu, sambungan baut dan paku dalam konstruksi,
serta poros mesin yang harus mampu menahan geseran akibat torsi atau beban
lateral agar tidak mengalami kegagalan.
Wheatstone
adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunter Christie pada tahun 1833
lalu meningkatkan dan dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1843.
Umumnya Jembatan Wheatstone dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam
melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relatif kecil
sekali. Rangkaian ini dibentuk oleh empat buah tahanan (R) yang merupakan
segiempat A-B-C-D dan rangkaian ini dihubungkan dengan sumber tegangan. (Saras Dian
Pramudita, 2011). Jembatan Wheatstone adalah alat yang paling umum
digunakan untuk pengukuran tahanan yang teliti dalam daerah 1 sampai 100.000 Ω.
Jembatan Wheatstone terdiri dari tahanan R, R, R dimana tahanan tersebut
merupakan tahanan yang diketahui nilainya dengan teliti dan dapat diatur.
(Sukma Sewiji, 2016)
Jembatan
Wheatstone merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mengukur hambatan yang
belum diketahui. Selain itu jembatan wheatstone digunakan untuk mengoreksi
kesalahan yang dapat terjadi dalam pengukuran hambatan menggunakan Hukum Ohm.
(Eka Susilawati, 2014). Sedangkan salah satu aplikasinya yaitu dalam
percobaan mengukur regangan pada benda uji berupa beton atau baja. Dalam
percobaan digunakan strain gauge, yaitu semacam pita yang terdiri dari
rangkaian listrik untuk mengukur dilatasi benda uji berdasarkan perubahan
hambatan pengantar di dalam strain gauge. Strain gauge tersebut direkatkan kuat
pada benda uji sehingga deformasi pada benda uji akan sama dengan deformasi
pada strain gauge. (D. Young Hough, 2003)
- Dapat menjelaskan karakteristik Voltmeter dan Amperemeter dari simbol-simbol alat ukur tersebut.
- Dapat menentukan posisi pembacaan dan batas ukur yang tepat dari alat ukur saat melakukan pengukuran.
- Dapat menjelaskan pengaruh Potensiometer dan Tahanan Geser terhadap arus dan yang mengalir pada rangkaian.
- Dapat memahami prinsip kerja Jembatan Wheatstone.
1. Instrument
Multimeter
Amperemeter
Voltmeter
2. Module
3. Base Station
4. Jumper
Jumper
B. Bahan
Resistor
Potensiometer
Tahanan
Geser
A. Resistor
Resistor merupakan komponen penting dan sering
dijumpai dalam sirkuit Elektronik. Boleh dikatakan hampir setiap sirkuit
Elektronik pasti ada Resistor. Tetapi banyak diantara kita yang bekerja di
perusahaan perakitan Elektronik maupun yang menggunakan peralatan Elektronik
tersebut tidak mengetahui cara membaca kode warna ataupun kode angka yang ada
ditubuh Resistor itu sendiri.
Seperti yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang
berbentuk Axial adalah diwakili oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body)
Resistor itu sendiri dalam bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh
Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.
Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak
jauh dari gelang warna lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang
Terakhirnya ini juga merupakan nilai toleransi pada nilai Resistor yang
bersangkutan.
Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di
Tubuh Resistor:
Tabel Kode
Warna Resistor
Perhitungan untuk Resistor dengan 4 Gelang warna:
Cara menghitung nilai resistor 4 gelang:
1. Masukkan
angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
2. Masukkan
angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
3. Masukkan
Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10
(10n)
4. Gelang ke-4 merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh:
Gelang ke 1: Coklat = 1
Gelang ke 2: Hitam = 0
Gelang ke 3: Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan
105
Gelang ke 4: Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm
dengan toleransi 10%.
Perhitungan untuk Resistor dengan 5 Gelang warna:
Cara Menghitung Nilai Resistor 5 Gelang Warna:
1. Masukkan
angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
2. Masukkan
angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
3. Masukkan
angka langsung dari kode warna Gelang ke-3
4. Masukkan
Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10
(10n)
5. Gelang ke-5 merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh:
Gelang ke 1: Coklat = 1
Gelang ke 2: Hitam = 0
Gelang ke 3: Hijau = 5
Gelang ke 4: Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan
105
Gelang ke 5: Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 105 * 105 = 10.500.000 Ohm atau 10,5
MOhm dengan toleransi 10%.
B. Potensiometer
Potensiometer
merupakan resistor variabel yang nilai resistansinya dapat diubah dengan cara
memutar tuasnya untuk mendapatkan variasi arus. Potensiometer biasanya
digunakan untuk mengendalikan perangkat elektronik. Salah satu contohnya
seperti pengatur volume pada peralatan audio.
Potensiometer
mempunyai 3 terminal, yaitu terminal A, terminal B, dan wiper.
Dimana prinsip kerjanya ketika terminal A dan wiper dihubungkan
maka nilai resistansinya semakin besar jika tuasnya diputar ke kanan. Ketika
terminal B dan wiper dihubungkan maka nilai resistansinya
semakin besar jika tuasnya diputar ke kiri. Sedangkan ketika terminal A dan B
dihubungkan maka pada potensiometer akan menunjukkan nilai resistansi maksimum.
Nilai resistansi ini akan selalu tetap dan merupakan nilai resistansi
total dari potensiometer.
C. Tahanan Geser
Tahanan
geser merupakan resistor variabel yang nilai resistansinya dapat diubah dengan
cara menggeser tuasnya untuk mendapatkan variasi arus. Tahanan geser biasanya
digunakan untuk mengendalikan perangkat elektronika. Salah satu contohnya
seperti pada radio.
Tahanan
geser mempunyai 3 terminal, yaitu terminal A, terminal B, dan wiper.
Dimana prinsip kerjanya ketika terminal A dan wiper dihubungkan
maka nilai resistansinya semakin besar jika tuasnya digeser ke kanan. Ketika
terminal B dan wiper dihubungkan maka nilai resistansinya
semakin besar jika tuasnya digeser ke kiri. Sedangkan ketika terminal A dan B
dihubungkan maka akan menunjukkan nilai resistansi maksimum. Nilai
resistansi ini akan selalu tetap dan merupakan nilai resistansi total dari
tahanan geser.
D. Jembatan Wheatstone
Rangkaian
jembatan wheatstone secara luas telah digunakan dalam beberapa pengukuran nilai
suatu komponen seperti resistansi, induktansi, dan kapasitansi.
Karena
rangkaian jembatan wheatstone hanya membandingkan antara nilai komponen yang
belum diketahui dengan komponen standar yang telah diketahui nilainya, maka
akurasi pengukurannya menjadi hal yang sangat penting, terutama pada pembacaan
pengukuran perbandingannya yang hanya didasarkan pada sebuah indikator nol pada
kesetimbangan jembatan yang terlihat pada galvanometer.
Metode
jembatan wheatstone dapat digunakan untuk mengukur hambatan listrik. Cara ini
tidak memerlukan alat ukur voltmeter dan amperemeter, cukup satu galvanometer
untuk melihat apakah ada arus listrik yang melalui suatu rangkaian. Prinsip
dari rangkaian jembatan wheatstone diperlihatkan pada Gambar dibawah
Rangkaian
Jembatan Wheatstone
Keterangan Gambar:
S
: Saklar penghubung
G
: Galvanometer
V
: Sumber tegangan
Rs
: Resistor variabel
Ra dan Rb : Hambatan
yang sudah diketahui nilainya
Rx
: Hambatan yang akan ditentukan nilainya
Saat saklar S ditutup, maka arus akan melewati
rangkaian. Jika jarum galvanometer menyimpang artinya ada arus yang
melewatinya, menandakan antara titik C dan D ada beda potensial. Dengan
mengatur besarnya nilai Ra, Rb, dan Rs maka galvanometer tidak teraliri arus,
artinya tidak ada beda potensial antara titik C dan D. Dengan demikian akan
berlaku persamaan:
Komentar
Posting Komentar