Laporan Akhir Modul 4
RC Seri
|
Beban |
V
terukur |
I
terukur |
V
pada beban |
Impedansi |
|
Xa =
100 Ohm |
6 V |
0,14 mA |
1,3 V |
376,06 Ω |
|
Xb =
100 Ohm |
1,33 V |
376,06 Ω |
||
|
Xc =
10 uF |
5,4 V |
376,06 Ω |
RLC Seri
|
Beban |
V
terukur |
I
terukur |
V
pada beban |
Impedansi |
|
Xa =
100 Ohm |
6 V |
0,04 mA |
0,03 V |
333,60 Ω |
|
Xb =
1 mH |
5,6 V |
333,60 Ω |
||
|
Xc =
10 uF |
0,3 V |
333,60 Ω |
RLC Paralel
|
Beban |
V
terukur |
I
terukur |
I1 |
I2 |
I3 |
V
pada beban |
Impedansi |
|
Xa =
100 Ohm |
6,1 V |
0,1
mA |
0,10
mA |
0,01
mA |
0,48
mA |
5,99
V |
0,314Ω |
|
Xb =
1 mH |
6,1 V |
0,1
mA |
0,10
mA |
0,01
mA |
0,48
mA |
5,99
V |
0,314Ω |
|
Xc =
10 uF |
6,1 V |
0,1
mA |
0,10
mA |
0,01
mA |
0,48
mA |
5,99
V |
0,314Ω |
1. RC Seri
a. Susunlah rangkaian seperti pada gambar dibawah
b. Atur nilai beban R dan C sesuai dengan kondisi yang dimiliki
pada kit modul, dengan nilai:
• Xa = 100 ohm
• Xb = 100 ohm
• Xc = 10 uF
c. Bentuklah rangkaian menggunakan kabel jumper sesuai dengan bentuk
rangkaian yang sudah ada pada module kit
d. Hubungkan amperemeter dan voltmeter pada base station
pada titik yang ditentukan
e. Hidupkan catu daya, atur tegangan sesuai instruksi pada jurnal
f. Ukur nilai arus dan tegangan yang terbaca pada titik yang
ditentukan, catat pada jurnal
g. Ukur nilai tegangan pada masing masing beban, catat pada
jurnal
h. Hitunglah nilai impedansi rangkaian menggunakan rumus
impedansi rangkaian RC.
Prinsip
kerja:
1.
Rangkaian RC seri terdiri dari resistor (R) dan kapasitor (C) yang dihubungkan
secara seri
2.
Rangkaian ini dihubungkan ke sumber tegangan AC
3.
Resistor dan kapasitor dalam rangkaian RC seri bekerja sama untuk meminimalisir
efek bolak-balik (ripple) yang terjadi pada arus AC
4. Resistor mengurangi
tegangan AC yang terjadi pada kapasitor, sementara kapasitor menyimpan energi
listrik yang dihasilkan oleh tegangan AC
2). RLC Seri
a. Susunlah rangkaian seperti pada gambar dibawah
b. Atur nilai beban R, L dan C sesuai dengan kondisi yang dimiliki pada
kit modul, dengan nilai:
Xa = 100 ohm
Xb = 1 mH
Xc = 10 uF
c. Bentuklah rangkaian menggunakan kabel jumper sesuai
dengan bentuk rangkaian yang sudah ada module kit.
d. Hubungkan amperemeter dan voltmeter pada base station
pada titik yang ditentukan.
e. Hidupkan catu daya, atur tegangan sesuai instruksi pada jurnal
f. Ukur nilai arus dan tegangan yang terbaca pada titik yang
ditentukan, catat pada jurnal.
Prinsip
kerja:
1. Rangkaian RLC seri
terdiri dari resistor (R), induktor (L), dan kapasitor (C) yang dihubungkan
secara seri
2.
Rangkaian ini dihubungkan ke sumber tegangan AC
3.
Resistor, induktor, dan kapasitor dalam rangkaian RLC seri bekerja sama untuk
meminimalisir efek bolak-balik yang terjadi pada arus AC
4.
Resistor mengurangi tegangan AC yang terjadi pada induktor dan kapasitor,
sementara induktor dan kapasitor menyimpan energi listrik yang dihasilkan oleh
tegangan AC.
3). RLC Paralel
a.
Susunlah rangkaian seperti pada gambar dibawah
b. Atur nilai beban R dan C sesuai dengan kondisi yang dimiliki pada
kit modul, dengan nilai:
Xa = 100 ohm
Xb = 1 mH
Xc = 10 uF
c. Bentuklah rangkaian menggunakan kabel jumper sesuai dengan
bentuk rangkaian yang sudah ada pada module kit
d. Hubungkan amperemeter dan voltmeter pada base station pada
titik yang ditentukan
e. Hidupkan catu daya, atur tegangan sesuai instruksi pada jurnal
f. Ukur nilai arus dan tegangan yang terbaca pada titik
yang ditentukan, catat pada jurnal
g. Ukur nilai tegangan pada masing masing beban, catat pada
jurnal
h. Hitunglah nilai impedansi rangkaian menggunakan rumus
impedansi rangkaian RLC parallel
Prinsip
kerja:
1.
Rangkaian RLC paralel terdiri dari resistor (R), induktor (L), dan kapasitor
(C) yang dihubungkan secara paralel
2.
Rangkaian ini dihubungkan ke sumber tegangan AC
3.
Resistor, induktor, dan kapasitor dalam rangkaian RLC paralel bekerja sama
untuk meminimalisir efek bolak-balik yang terjadi pada arus AC
4.
Resistor, induktor, dan kapasitor mempengaruhi arus yang mengalir melalui
rangkaian ini.
1. RC Seri
1.
Analisa pengaruh R, L, dan C terhadap sudut fasa!
Jawab:
Sudut
fasa (φ) menentukan pergeseran fase antara tegangan dan arus dalam rangkaian
AC.
·
Resistor (R):
Tidak menyebabkan pergeseran fase (φ = 0), arus dan tegangan sefasa.
·
Induktor (L): Arus
tertinggal 90° dari tegangan (φ = +90°).
·
Kapasitor (C):
Arus mendahului 90° dari tegangan (φ = -90°).
Dalam
rangkaian RLC seri:
· Jika Xₗ > X꜀ → rangkaian bersifat induktif (φ > 0).
· Jika X꜀ > Xₗ → rangkaian bersifat kapasitif (φ < 0).
·
Jika Xₗ = X꜀ → rangkaian
resonansi (φ = 0).
Pengaruh
perubahan komponen:
·
L > Xₗ = ωL meningkat → φ lebih positif (lebih induktif).
·
C > X꜀ = 1/(ωC) menurun → φ lebih negatif (lebih kapasitif).
·
R > tan φ mengecil → φ mendekati 0 (lebih resistif).
2.
Analisa Impedansi pada Rangkaian RC seri
Jawab:
Analisis:
· Jika C diperbesar, X꜀ mengecil → Z menurun
dan sudut φ
mendekati 0 (lebih resistif).
· Jika R diperbesar, Z dominan resistif dan
sudutφ
mendekati 0.
3.
Analisa Impedansi pada Rangkaian RLC seri
Jawab:
Z
Berdasarkan
rumus ini, jika XC lebih besar dari XL maka rangkaiannya bersifat
kapasitif dan jika kebalikannya maka rangkaian bersifat induktif. Pada saat
rangkaian resonansi (XL = XC), maka impedansi minimum (Z
= R) dan sudut ϕ= 0
4.
Analisa Impedansi pada Rangkaian RLC Paralel
Jawab:
Berdasarkan
rumus ini, jika XC lebih besar dari XL maka rangkaiannya bersifat
kapasitif dan jika kebalikannya maka rangkaian bersifat induktif. Pada saat
rangkaian resonansi (XL = XC), maka impedansi minimum (Z
= R) dan sudut ϕ= 0
Laporan Akhir[disini]
Komentar
Posting Komentar